Cerita Para Aktor Menyelami Karakter Pahlawan Kemerdekaan
Tren film berlatar sejarah bangsa Indonesia kembali memanas ketika Trilogi Merdeka hadir, Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), dan Hati Merdeka (2011).
Setelahnya, bermunculan sederet film bertemakan sejarah bangsa seperti Jendral Soedirman, Guru Bangsa: Tjokroaminoto, Kartini, hingga Soekarno: Indonesia Merdeka.
Aktor dan aktris yang memerankan biopik pahlawan bangsa kerap menjadi sorotan, setidaknya dibandingkan dengan sosok aslinya, salah satunya Ario Bayu kala memerankan sang proklamator Soekarno.
Bukan perkara mudah tentu, termasuk bagi Ario Bayu. Namun, dirinya mengaku untuk menginterpretasi peran Soekarno dirinya befokus pada diri.
"Untuk memerankan ini pertama-tama yang saya liat adalah untuk saya. Saya mau bagus untuk saya. Saya mau mendapatkan pengalaman ini untuk saya. Saya mau belajar sosok-sosok bung Karno untuk saya," ujar Ario pada CNNIndonesia.com, Senin (9/8).
"Jadi saya tidak merasa tertekan, saya merasa tertekan kalau saya tidak bagus di hadapan saya," lanjutnya.
Testimoni dari keluarga Soekarno pun diterima Ario saat film dirilis tahun 2013 lalu. Uniknya, pihak keluarga justru terbagi menjadi dua pendapat.
"Waktu itu pengalamannya ada keluarganya (Bung Karno) terbagi dua ya," tutur Ario.
"Ada bu Mega (Megawati), dan keluarga bu Mega sempat menonton film bareng dan mereka merasa bahwa itu bagus tapi juga ada polemik lain dimana ada anggota keluarga tertentu yang merasa ini kurang bla bla bla dan itu sangat wajar," lanjutnya.
Ario berusaha betul-betul mengenal sosok yang ia mainkan, dalam hal ini Soekarno. Ia memulai dari dasar-dasar kepribadian presiden pertama Indonesia tersebut.
"Memang saya mengambil esensi-esensinya saja, semangatnya bung Karno, dan saya ingat salah satu kuncian yang sangat membantu saya adalah saya ingin tahu pertanyaan-pertanyaan yang ditanya beliau waktu di era itu. Jadi kenapa kok ada kolonialisme? kenapa sih Belanda mau menjajah kita?" ujar Ario,
"Saya tidak berhati-hati tapi saya coba sebaik mungkin untuk bisa menangkap semangatnya bung Karno, itu yang menjadi episentralnya lah, yang menjadi core-nya lah," lanjutnya.
Testimoni bermain menjadi pahlawan bangsa di set film juga diutarakan aktor Lukman Sardi. Meski memerankan sosok fiktif, Amir di Trilogi Merdeka, namun tetap meninggalkan kesan baginya.
Untuk menunjang jalan cerita peperangan, Lukman mengaku harus menjalani proses pelatihan fisik sebelum terjun ke set syuting film.
Lukman Sardi (depan) dalam film Merah Putih (2009) (Foto: Margate House Films)"Di sehari-hari kan kita tentu bukan orang yang berhubungan dengan militer jadi aktor-aktor ini kan memang murni aktor yang nggak paham gimana sih pakai senjata, gimana sih suara ledakan yang aslinya dan segala macam," ujar Lukman Sardi kala diwawancarai CNNIndonesia.com, Senin (9/8).
"Nah, waktu itu kita ada dua minggu ditaruh di bootcamp sih dua minggu di boot camp di Bogor itu di Paspampres grup C." lanjutnya.
Lukman menganggap bermain dalam film berlatar sejarah bangsa adalah hal yang menyenangkan, sekaligus membanggakan. Seiring waktu, rasa nasionalisme pun tumbuh di benak aktor 50 tahun tersebut.
"Hal keberuntungannya juga main film sejarah itu yang tidak bisa didapatkan film-film lain. Aku merasa ada rasa pertumbuhan rasa nasionalisme yang besar dalam diri aku pribadi," ujar Lukman.
Selain sosok Amir, Lukman Sardi pun pernah bermain di film biopik pahlawan nasional lainnya, seperti menjadi Mohammad Hatta di film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), dan Ahmad Dahlan di Sang Pencerah (2010).
(nlyfjr)[Gambas:Video CNN]
0 Response to "Cerita Para Aktor Menyelami Karakter Pahlawan Kemerdekaan"
Post a Comment