Loyo Lawan Dolar AS Rupiah Malah Berjaya di Asia dan Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.490/US$ sepanjang pekan ini. Namun, di tanah Asia dan Eropa, rupiah justru berjaya. Sentimen pelaku pasar yang membaik menjadi penopang penguatan rupiah di pekan ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah hanya melemah melawan rupee India dan peso Filipina di Asia pekan ini. Mata uang lainnya berhasil ditaklukkan, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dibuat melemah 0,87% ke Rp 12,57/KRW.

Sementara itu dari daratan Eropa, rupiah benar-benar berjaya. Euro, poundsterling Inggris, franc Swiss hingga krona Norwegia semua dibuat melemah.


Berikut pergerakan mata uang dunia melawan rupiah di pekan ini.

idrFoto: Refinitiv

Membaiknya sentimen pelaku pasar menjadi modal utama rupiah menguat. Saat sentimen pelaku pasar membaik, maka aliran modal akan masuk ke negara emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti Indonesia. Alhasil, rupiah menjadi perkasa.

Di pasar obligasi, aliran modal asing kemungkinan besar masuk. Hal tersebut tercermin dari penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN). Yield SBN tenor 10 tahun sepanjang pekan ini turun 13,9 basis poin ke 6,298%.

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, ketika harga naik maka yield akan turun. Ketika harga naik, berarti ada aksi beli, dan aliran modal asing kemungkinan masuk ke Indonesia.

Sementara itu di pasar saham, investor asing melakukan aksi bersih (net buy) lebih dari Rp 2 triliun.

Membaiknya sentimen pelaku pasar secara global juga didukung harapan dilonggarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan 4 pada 26 Juli mendatang.

Kemungkinan pelonggaran tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa lalu.

"Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7/2021).

Apalagi sentimen pelaku pasar terhadap rupiah sebenarnya membaik saat PPKM Mikro Darurat dilakukan. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters. Dalam survei tersebut, posisi jual (short) rupiah menurun dibandingkan dua pekan lalu.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

idrFoto: Datawrapper

Survei terbaru yang dirilis, Kamis (16/7/2021), menunjukkan angka untuk rupiah di 0,23, lebih baik dari 2 pekan lalu 0,36%.

Dibandingkan mata uang lainnya, hanya sentimen terhadap rupiah yang membaik. Won Korea Selatan yang dua pekan lalu spekulan masih mengambil posisi beli (long) dengan angka -0,29, tetapi dalam survei terbaru berbalik menjadi jual (short) dengan angka 0,27%. Hal yang sama juga terjadi terhadap dolar Taiwan.

Dari 9 mata uang yang disurvei Reuters, hanya yuan China yang masih mendapat posisi long, meski menurun menjadi -0,15 dari sebelumnya -0,29.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> BI Pertahankan Suku Bunga, Rupiah Jadi Perkasa 

Related Posts

0 Response to "Loyo Lawan Dolar AS Rupiah Malah Berjaya di Asia dan Eropa"

Post a Comment